Kyai Hasani Nawawi seorang waliullah yang tenang khusuk, dan disegani. sejak usia 7 tahun, sesepuh Pondok Pesantren Sidogiri itu bisa khusyuk dalam sholat. dan sejak belum baligh, tak pernah meninggalkan sholat berjamaah.
Mengenang ibadah, Kyai Hasani memberi penekanan utama pada sisi makna. ibadah bukan cuma urusan ritual badaniyah, tapi ber intisari pada pemaknaan hati. karena itu, beliau lebih suka melakukan ibadah yang dirasa berat. sebab disitu ada upaya menunjukkan hati kepada Ilahi. mengatur gerak hati memang lebih berat dibanding aktivitas jasmaniah. ini terutama menyangkut keikhlasan dan gerak kalbu yang lain.
Menjadikan gerak Kalbu sebagai esensi segala aktivitas merupakan pandangan yang diperkenalkan kalangan Sufi. meski demikian, Kyai Hasani sangat Kukuh dan tegas memegang norma-norma ritual sebuah ibadah. beliau amat tegas dengan kebenaran tatalaksana shalat menurut aturan fiqih, begitu pula dalam ibadah-ibadah yang lain.
Beliau sangat memperhatikan salat santri. dan tidak suka masjid sebagai tempat ibadah dibuat ramai-ramai atau bergurau. di dalemnya di timur masjid, Kyai kadang berdiri berlama-lama menghadap ke masjid memperhatikan santri yang melakukan salat. tak heran, santri begitu menjaga tata cara salat dan sikapnya di masjid.
Beliau mengatakan keberhasilan pendidikan di Pondok Pesantren Sidogiri. jika sholat santri baik, berarti pendidikan berhasil. jika seorang santri jelek, berarti pendidikan gagal total.
Disadur dari Jejak Langkah 9 Masyayikh Sidogiri
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Post a Comment