Deskripsi Masalah
Suatu ketika Andi pergi ke sebuah toko untuk berbelanja. Ia memarkir sepeda motornya di tempat parkir yang telah disediakan. Selesai belanja, Andi hendak pulang dan mengambil sepeda motornya. Ternyata sepeda motornya telah raib entah ke mana.
Pertanyaan
Apakah petugas parkir wajib menggantinya?
Jawaban
Jika ada penentuan ongkos di awal memarkir, berarti praktik tersebut termasuk akad ajîr al-musytarak yang mengandung khilâf. Menurut pendapat pertama, ajîr (dalam hal ini petugas parkir) berkewajiban menggati apabila barang yang dititipkan tersebut rusak atau hilang. Karena statusnya adalah yadudh-dhamânah. Sedangkan menurut pendapat kedua, status ajîr adalah yadul-amânah sehingga ia tidak berkewajiban menganti. Kecuali jika ia sembrono dalam menjalankan tugasnya.
Tetapi jika tidak ada penentuan ongkos, maka praktik tersebut termasuk akad wadî‘ah (titipan). Dalam akad wadî‘ah, orang yang menerima barang titipan tidak berkewajiban menganti apabila barang tersebut rusak atau hilang. Kecuali ada kesembronoan dalam menjaganya.
Rujukan
وَالْوَدِيْعَةُ اَمَانَةٌ فِي يَدِ الْمُوْدَعِ فَإنْ تَلِفَتْ فِي يَدِهِ بِغَيْرِ تَفْرِيْطٍ فِيْهِ لَمْ يَجِبْ عَلَيْهِ الضَّمَانُ –إلَى اَنْ قَالَ– فَإنْ شَرَطَ الْمُوْدِعُ الضَّمَانَ عَلىَ الْمُوْدَعِ لَمْ يَجِبْ عَلَيْهِ الضَّمَانُ بِذَلِكَ. (البيان، 6/376)
وَالثَّالِثُ يَضْمَنُ الْأَجِيْرُ الْمُشْتَرَكُ بَيْنَ النَّاسِ بِقِيْمَتِهِ يَوْمَ التَّلَفِ (وَهُوَ مَنِ الْتَزَمَ عَمَلاً مِنْ ذِمَّتِهِ) كَحِنْطَةٍ سُمِّيَ بِذَلِكَ لِأَنَّهُ لَا يُمْكِنُهُ اِلْتِزَامُ عَمَلٍ عَلَى اَخَر وَهَكَذَا. (نهاية المحتاج، 5/311)
وَاَمَّا الْأَجِيْرُ الْمُشْتَرَكُ وَهُوَ الَّذِي يَعْمَلُ لِعَامَّةِ النَّاسِ اَوْ هُوَ يَسْتَحِقُّ الْأُجْرَةَ بِالْعَمَلِ لَا بِتَسْلِيْمِ النَّفْسِ –إلَى اَنْ قَالَ– فَقَالَ اَبُو حَنِيْفَةَ وَالشَّافِعِي فِي الصَّحِيْحَيْنِ مِنْ قَوْلَيْهِ اَلَا إنَّهُ لَمْ يَكُنْ يُفْتِى لِفَسَادِ النَّاسِ: إنَّ يَدَهُ أَمَانَةٌ كَالْاَجِيْرِالْخَاصِّ فَلَا يَضْمَنُ مَا تَلِفَ عِنْدَهُ اِلَّا بِالتَّعَدِّي اَوْ التَّقْصِيْرِ. (الفقه السلامي وادلته، 5/3848)
Post a Comment